Cerita “Gema Jantung Yang Tersiksa” karangan Edgar Allan Poe ini adalah salah satu cerita pendek yang saya suka karena penuh dengan kesan mengerikan tapi juga ada sedikit kesan humor yang membuat saya tertawa ketika membacanya. Cerita ini dimulai dari rasa ketidaksukaan si aku terhadap sesuatu yang dimiliki kakek, yaitu MATA si kakek. Sebenarnya si aku sangat menyukai kakek tersebut, ia juga menyayanginya. Akan tetapi ketika ia melihat mata kakek tersebut, munculah sesuatu kebencian dari dalam tubuh si aku. Hubungan si tokoh aku dan si tokoh kakek sebenarnya bisa dibilang baik atau pura-pura baik tepatnya. Di suatu pagi yang cerah, si aku masuk ke kamar kakek dan berbincang-buincang menanyakan apakah kakek tidu nyenyak semalam atau tidak. Akan tetapi kegilaan si aku membuat ia ingin membunuh kakek, ia benar-benar tidak menyukai mata si kakek, bahkan ia menyebut mata kakek tersebut sebagai MATA SETAN.
Lalu si aku membuat perencanaan matang untuk membunuh si kakek. Di malam yang sunyi dan sepi, si aku dengan menggunakan sedikit cahaya lentera masuk ke kamar kakek dan membunuh kakek. Untuk menghapus segala jejak perbuatannya, si aku memotong-motong tubuh kakek menjadi beberapa bagian dan meletakkannya di bawah lantai kamarnya kakek.
Dan di akhir cerita, Poe menjelaskan bahwa si tokoh aku mengakui segala perbuatannya kepada polisi, bahwa ia telah membunuh si kakek. Sesuatu yang menyebabkan ia mengaku perbuatannya adalah karena ia merasa terus dihantui oleh denyut jantung si kakek dari bawah lantai kamar kakek, tempat dimana ia menguburkan jasad kakek yang telah ia mutilasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar